Dengan mata, aku melihat wanita yang berbeda. Dengan hati, aku melihat bahwa semua wanita sama. Cantik. Cantik untuk setiap waktu yang wanita berikan kepada hal yang dicintainya. Dengan mata, aku membedakan kriteria fisik pada cerminan pria. Dengan hati, aku melihat bahwa pria tidak sebatas kriteria. Pria menyodorkan cinta dengan bekal lebih dari kriteria, yaitu penjagaan berselimutkan ketulusan. Dengan mata, aku mengurutkan teman satu-persatu. Dengan hati, aku melihat bahwa teman bukanlah yang selalu ada di tiap pembukaan mata. Teman hanyalah yang tetap kembali setelah saling berpisah.
Makanya aku bilang menutup mata itu indah. Habis, aku sering terperangkap dalam tangkapan mata. Padahal tidak menangkap arti sebenarnya. Tapi karena mata, aku terus tersodorkan hal-hal yang seringkali dengan mudah kunilai lewat kulit luar. Memang, mata berjasa. Hanya saja, kadang aku lelah. Ingin menutupnya sebentar saja. Sekedar mengistirahatkannya dan mengganti posisinya dengan hati.