Bulan menyeruak dari sembunyinya
Purnama indah, beruntung..
Bersamanya juga bintang yang jarang mau bergerombol
Saya mau keluar
Saya mau menembus malam
Padahal tidak tahan dengan si Angin
Padahal kaki meminta istirahat
Akhirnya ego kalah pada raga
Saya berakhir di kasur kamar
Hal biasa bersama lagu-lagu
Tapi pikiran mengawang-awang
Kebiasaan sudah..
Melarutkan rasa di bawah sadar
Menghentikan logika atas nama hal klise
Mengguratkan sebuah wajah di bayangan
Mengandaikan sesuatu fana
Fana tidak pernah sempurna, saya tau
Maka saya selalu bangun
Sadar penuh dengan imaji tadi
Saya memang kaku, juga saya bisa saja menunjukkannya dengan membunuh malu
Berkali-kali mengubur gengsi dan menyesali di akhir hari
Gengsi saya habis, malu saya mengering
Cahaya mata saya memancar, senyum saya banjir
Saya sudah jadi orang yang berbeda, sudah jadi orang yang berbeda dengan yang di kaca
Hanya karena si Pria
Yang suka saya maki di hati karena saya seperti gadis mengiba di depannya
Menuang suratan tersirat dan mengerahkan aksi hanya agar dapat liriknya
Saya tau sekarang
Dia sudah lama pula membalas surat
Tapi saya baru mau sadar dan baru mau membaca saksama
Isinya hampa kata, tidak memuji juga tidak menguji saya
Isinya tidak ada apa-apa, senyumnya tidak hambar tapi juga tidak untuk mengundang
Isinya sederhana, harusnya dengan mudah saya tangkap dan pahami
Dia masih duduk di haltenya dan saya bukan angkutan yang paling cepat serta tepat untuk mencapai destinasinya
Bukan bingung, karena saya tau apa yang saya lakukan
Bukan sia-sia, karena saya tau aksi kemarin-kemarinlah yang bisa membuat saya mau sadar
Bukan menyerah, karena saya masih senang hanya dengan mendengar namanya
Saya masih melewati haltenya
Saya masih membuka pintu dan akan membiarkannya dia naik jika dia tidak punya uang sepeser pun
Saya masih seperti kemarin
Hanya saja, saya berusaha menghargai
Saya berusaha tidak memburu lagi
Saya berusaha jadi sederhana saja,
memberi ketika kamu minta
memuji ketika kamu putus asa
memberi senyum ketika kamu lesu
Saya tau bukan apa-apa
Tapi mungkin bisa jadi sesuatu dari sekian sesuatu yang lainnya di hidupmu walaupun bukan Si Satu buat kamu
...........
Lah. Basi.
Saya mau lebih.
Saya mau kamu.
Tapi saya bisa apa?
Saya tidak boleh memaksa.